Narasumber: Fauziah Fauzan El Muhammady, SE, Akt. M. Si (Direktur Diniyah Putri, Padang Sumbar)
Waktu : Senin-Rabu (20-22 Maret 2017)
Tempat : Aulia Yayasan Islam Asy-Syukriyyah
Pelatihan gelombang pertama ini diikuti oleh 60 orang guru, yang terdiri dari perwakilan unit antara lain 38 guru dari unit SDIT, 11 guru dari unit TK,dan 11 guru dari unit MI Plus. Acara dibuka oleh ketua yayasan bapak H.Moch Djaelani HD dan dihadiri oleh wakil ketua yayasan, direktur LPIA, Ketua Litbang, Ketua LDSM dan semua pimpinan unit yang berada di lingkungan yayasan Islam Asy-syukriyyah. Acara dimulai dari pukul 07.30 dengan pembukaan, sambutan oleh dir. LPIA dan ketua yayasan serta pemaparan aturan kegiatan oleh ketua panitia bapak kuserin S,HI.
Hari pertama diisi dengan kegiatan dan materi. kegiatan dihari pertama yaitu, peserta bermain di 3 sentra dengan 3 kegiatan berbeda antara lain, membuat buku disentra persiapan, membuat kolase disentra seni, dan melukis dengan kuas besar disentra bahan alam. Setelah itu dilanjut refleksi kegiatan dan penyampaian materi lifeskill yang pertama yaitu: Focus and self control (fokus dan kontrol diri) terbagi lagi menjadi 4 yaitu, focus, cognitive flexibility, working memory, dan inhibitory control, kesemuanya saling berkaitan untuk membangun fokus. Dilanjut lifeskill yang selanjutnya yaitu, 2. perspective taking, 3.communicating. Berakhir sampai dengan jam 5 sore.
Selama pelatihan peserta tidak diperkenankan untuk menggunakan telfon seluler hingga acara berakhir disore hari, maka dari itu panitia menyediakan tempat untuk menyimpannya, tujuannya agar peserta lebih fokus dalam mengikuti pelatihan, dan dapat menyerap materi secara maksimal.
Kegiatan di Hari kedua, peserta diminta untuk membawa 3 barang bekas yg mereka jadikan karya yang layak jual, disiang harinya mereka ekspansi ke pasar anyar kota Tangerang dan diberi tantangan untuk mendapatkan uang dengan cara menjual produk yang sudah mereka buat, atau dengan bekerja. Peserta sangat antusias, dan Sangat beragam pekerjaan yang dilakukan oleh peserta, ada yang mencuci piring dikios bakso, ada yang menjadi tukang pijit, ada yang menjadi tukang sapu, ada yang menjadi penjaga toko dan lain lain. Peserta dibawa dengan mobil angkot menuju pasar dan tidak dibekali apapun, sehingga harus pulang sendiri dari uang yang mereka dapatkan. Diluar perkiraan ternyata ada kelompok yang terdiri dari 10 orang mendapatkan uang hampir 800.000 dan dapat pulang dengan lancar. Dilanjut dengan materi skill selanjutnya 4. Making connection, 5. critical thinking dan 6. Taking on challenges.
Malamnya peserta mengikuti kegiatan malam yang di isi dengan mencari benda tertentu. dikegelapan malam peserta berjalan satu persatu mengikuti rute yang sudah ditentukan oleh panitia, dan harus mencapai rute akhir dengan membawa benda yang dimaksud. Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih peserta membedakan fantasi dengan realita serta membangun persepsi yang benar.
Kegiatan di hari ketiga, materi skill terakhir yaitu 7. Self directed, engaged learning. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan kegiatan pembelajaran yang dapat membangun ketujuh skill yang sudah dipelajari . peserta diminta untuk menuliskannya di format yang sudah dibuat oleh pembicara. Setelah ditulis lalu disimulasikan didalam kelompok besar dan diberi masukan oleh pembicara.
Acara terakhir yaitu penutup di isi dengan kesan pesan selama pelatihan oleh peserta perwakilan unit dan closing statement dari nara sumber utama yang berkaitan dengan follow up dari apa yang sudah dipelajari selama 3 hari, dan tidak lupa peserta dan panitia mengabadikan momen bersama nara sumber utama.
Dan yang cukup menarik dari pelatihan ini, untuk mendapatkan sertifikat peserta harus menuntaskan menjahit sapu tangan selama 3 hari. Oleh karna itu peserta berlomba lomba memanfaatkan waktu luang untuk menuntaskan pekerjaan tersebut, peserta harus fokus dan dapat mengatur waktu dengan baik, agar pekerjaan dapat dituntaskan dan lulus mendapatkan sertifikat.
Semoga apa yang sudah dipelajari selama 3 hari dapat membawa banyak manfaat, merubah pola fikir guru akan pendidikan yg lebih baik untuk siswanya dalam rangka membangun peradaban Islam di masa yang akan datang. (Kuserin)